Biaya
(cost) dalam konteks organisasi
sektor publik dapat dikatagorikan:
a.
Biaya
input adalah sumberdaya yang
dikorbankan untuk memebrikan pelayanan, biaya input dapat berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
b.
Biaya
output adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menghantarkan produk hingga samoai ketangan pelanggan. Pada organisasi
sektor publik output diukur dengan
bebagai cara tergabtung pada pelayanan yang dihasilkan. Sebagai missal untuk
perusahaan transportasi massa, biaya mungkin diukur berdasarkan biaya per
penumpang.
c.
Biaya
proses, dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya diukur dengan
mempertimbangkan fungsi oragnisasi, misalnya biaya departyemen produksi,
departemen personalia, baiya dinas-dinas, dan sebagainya.
Akuntansi
manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis, dalam perencanaan
financial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal ini,
akuntansi manajemen sektor publik membutuhkan cost accounting untuk pengambilan keputusan biaya. Akuntansi biaya
pada sektor publik berperan untuk memberikan informasi mengenai pengeluaran
publik yang dapat digunakan oleh pihak internal (pemerintah) dan pihak
eksternal (masyarakat, DPRD, LSM, Universitas, dan sebagainya) untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Peran akuntansi manajemen
dalam pemberian informasi biaya meliputi penentuan klasifikasi biaya, misal biaya
apa yang masuk katagori biaya rutin (recurrent
expenditure) dan yang masuk kategori biaya modal (capital expenditure) controllable
dan uncontrollable, biaya tetap
dan variabel, dan sebagainya. Informasi akuntansi manajmen diharapkan dapat
membantu manajer publik dalam menentukan dan melaporkan biaya.
Proses
penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu:
a.
Cost finding, tahap ini pemerintah
mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk/jasa pelayanan.
b.
Cost recording, setelah
dilakukan cost finding, tahap berikutnya adalah melakukan cost recording yang meliputi kegiatan pencatatan data ke sistem
akuntansi organisasi.
c.
Cost analyzing, setelah
dilakukan pencatatan biaya, tahap berikutnya adalah melakukan analisis biaya, yaitu
mengidentifikasi jenis dan perilakau biaya, perubahan biaya, dan volume
kegiatan. Manajemen organisasi harus dapat menentukan pemicu biaya (cost driver) agar dilakukan strategi
efisensi biaya.
d.
Strategic cost
management,
selanjutnya dilakukan analisis biaya, tahap berikutnya adalah menentukan strategi
penghematan biaya agar tercapai value for
money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya (manajemen biaya strategik)
memiliki karakteristik yang meliputi; (1) berjangka panjang. Manajemen biaya strategik
merupakan usaha jangka panjang yang membentuk kultur organisasi agar penurunan
biaya menjadi budaya yang mampu bertahan lama, (2) berdasarkan kultur perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement)
dan berfokus pada pelayanan masyarakat. Manajemen biaya strategik harus
dilandasi oleh semangat untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan atas
kinerja organisasi sektor publik dalam pelayanan publik, (3) manajemen harus
bersifat proaktif dalam melakukan penghematan biaya, (4) keseriusan manajemen
puncak merupakan penentu efektivitas program pengurangan baiaya karena pada
dasarnya manajemen biaya strategik merupakan tone from the top.
e.
Cost reporting, tahap terakhir
memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk internal report yang kemudian diagregasikan ke
dalam satu laporan yang akan disampaikan kepada pihak eksternal. Informasi
akuntansi manajemen hendaknya dapat mendeteksi sumber pemborosan yang masih
berpotensi unyuk diefisiensikan sera mencari metoda atau teknik untuk menghemat
biaya. Akuntansi manajemen hendaknya dapat mendukung dan memperkuat pelaksanaan
prinsip value for money dan public accountanbility organisasi sektor publik.
Tag :
akuntansi,
akuntansi sektor publik
0 Komentar untuk "Pemberian Informasi Biaya"
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, silahkan tinggalkan komentar !!!